FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM KAJIAN PSIKOLOGI
Orientasi
psikologi yang mempengaruhi filsafat pendidikan diantaranya ada tiga hal, yakni
psikologi humanistik, behaviouristik, dan konstruktivistik.Pendekatan empiris
berdasarkan pengkajian asosiasi dalam psikologi behavioristik yang secara umum
mengikuti pendapat para filsuf inggris dan juga konsep locke tentang kepasifan
mental yang bermakna bahwa isi pikiran bergantung pada lingkungan.
Psikologi
humanistik merupakan suatu pendekatan multifaset terhadap pengalaman dan
tingkah laku manusia yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi
diri manusia. Sedangkan, Psikologi konstruktivistik selalu terfokus pada
proses-proses pembelajaran bukannya pada perilaku belajar. Kaum
konstruktivistik mempergunakan Proses-proses dan strategi-strategi mental yang
digunakan para siswa untuk belajar.
Teori-teori
psikologis merupakan pandangan-pandangan dunia yang komprehensif yang berfungsi
sebagai basis bagi guru dalam pendekatan praktek pengajaran.
Orientasi-orientasi pengajaran pada pokoknya berhubungan dengan pemahaman
kondisi-kondisi yang diasosiakan dengan pengajaran efektif. Dengan kata lain,
apa yang memotivasi siswa untuk belajar,dan Lingkungan-lingkungan apa yang
kondusif untuk belajar. Diantara orientasi-orientasi psikologis yang telah
mempengaruhi filsafat pengajaran adalah psikologi humanistik, behavioristik,
dan konstruktivistik.
1. Psikologi Humanistik
Humanistik
adalah alliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950, sebagai reaksi
terhadap behaviourisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit
memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia
dalam pengembangan teori psikologis. Pendekatan humanistik ini mempunyai akar
pada pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard,
Nietzsche, Heidegger, dan Sartre.
Psikologi
humanistik menekankan kepada kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung
jawab personal. Psikologi humanisme juga memfokuskan pada prestasi, motivasi,
perasaan, tindakan, dan kebutuhan akan umat manusia. Tujuan pendidikan, menurut
orientasi ini, adalah aktualisasi diri individual.
Psikologi
humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu :
1.
Psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk
memahami sifat dan keadaan manusia
2.
Psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan
dalam bidang tingkah laku manusia
3.
psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luas akan kaedah-kaedah yang
lebih efektif dalam pelaksanaan psikoterapi.
Teori-teori belajar
dari Psikologi Humanistik
Orientasi
perhatian psikologi humanistik yang terutama tertuju pada masalah bagaimana
tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang
mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Tujuan utama
pendidik ialah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang
unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka
sendiri.
Tokoh-tokoh
pencetus dalam aliran humanistik antara lain : Combs, Maslov, dan Rogers.
Berikut beberapa pandangan mereka mengenai teori belajar psikologi humanistik.
Combs menyatakan apabila kita ingin memahami perilaku orang, maka kita harus
mencoba memahami dunia persepsi orang itu. Selanjutnya Combs mengatakan bahwa
perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain hanyalah dari ketidakmauan seseorang
untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.
Maslov
menyatakan bahwa teori belajar psikologi humanistik didasarkan atas asumsi
bahwa di dalam diri kita ada dua hal, yakni :
1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang
2.
Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Pada diri masing-masing
orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau
berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah
ia miliki dan sebagainya. Tetapi mendorong untuk maju ke arah keutuhan,
keunikan diri, ke arah berfungsinyasemua kemampuan, ke arah kepercayaan diri
menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri.
Rogers,
dalam bukunya freedom to Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip belajar
humanistik yang penting, salah satu diantaranya adalah bahwa manusia itu
mempunyai kemampuan untuk belajar secara alami.
2. Psikologi Behavioristik
Behaviorisme
didasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan produk
desain bukannya kebetulan. Menurut kaum behavioristik, merupakan suatu ilusi
yang mengatakan bahwa manusia memiliki suatu keinginan yang bebas.
Psikologi
behaviorisme memaknai psikologi sebagai studi tentang perilaku dan sistem ini
telah mendapat dukungan kuat dalam perkembangannya di abad 20 Amerika Serikat.
Dalam pandangannya, perilaku yang dapat diamati dan dikuantifikasi memiliki
maknanya sendiri, bukan hanya berfungsi sebagai perwujudan peristiwa-peristiwa
mental yang mendasarinya.[7]John B. Watson (1878-1958) adalah perintis
psikologi behavioristik yang utama dan B. F. Skinner (1904-1990) adalah
promotor terkenalnya. Watson terlebih dahulu mengklaim bahwa perilaku manusia
terdiri dari stimulisasi spesifik yang muncul dalam respon-respon tertentu.
Sebagian, ia mendasarkan bahwa pada konsepsi barunya terhadap pembelajaran pada
pengalaman klasik yang dilaksanakan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlov
(1984-1936).[8]
Teori-teori Belajar dari
Psikologi Behavioristik
Teori
belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori
ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap
arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang di kenal
sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku
yang tampak sebagai hasil belajar. [9]
Beberapa
teori belajar dari psikologi behavioristik dikemukakan oleh para psikolog
behavioristik. Mereka sering menyebutnya dengan “Contemporary behaviorists”
atau juga disebut “S-R psychologists.” Mereka berpendapat, bahwa tingkah laku
manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (Reward)atau penguatan (Reinforcement)
dari lingkungan. Dengan demikian, dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan
yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulasinya.
C. Psikologi Konstruktivistik
C. Psikologi Konstruktivistik
Berbeda
dengan behaviorisme, Konstruktivisme memfokuskan pada proses-proses
pembelajaran bukannya pada perilaku belajar. Sejak pertengahan tahun 1980-an,
para peneliti telah berusaha untuk mengidentifikasi bagaimana para siswa
mengkonstruksi/membentuk pemahaman mereka terhadap bahan yang mereka pelajari
menurut konstruktivisme, melalui proses kognitif.
Para
siswa menciptakan atau membentuk pengetahuan mereka sendiri melalui tingkatan
dan interaksi dengan dunia. Pendekatan konstruktivis sosial juga mempertimbangkan
konteks sosial yang di dalamnya pembelajaran muncul dan menekankan pentingnya
interaksi sosial dan negosiasi dalam pembelajaran.berkenaan dengan praktek
kelas, pendekatan-pendekatan konstruktivis mendukung kurikulum dan pengajaran
student-centered. Siswa adalah kunci pembelajaran.
Jadi,
tidak seperti kaum behavioris yang mengkonsentrasikan diri pada perilaku yang
dapat diobservasi secara langsung. Kaum konstruktivis memfokuskan pada
proses-proses dan strategi-strategi mental yang digunakan para siswa untuk
belajar. Pemahaman kita tentang pembelajaran telah berkembang sebagai hasil
dari kemajuan-kemajuan dalam sains kognitif, studi tentang proses-proses mental
yang digunakan siswa dalam berfikir dan mengingat.
Teori-teori
psikologis merupakan pandangan-pandangan dunia yang komprehensif yang berfungsi
sebagai basis bagi guru dalam pendekatan praktek pengajaran.
Orientasi-orientasi pengajaran pada pokoknya berhubungan dengan pemahaman
kondisi-kondisi yang diasosiakan dengan pengajaran efektif. Diantara
orientasi-orientasi psikologis yang telah mempengaruhi filsafat pengajaran
adalah psikologi humanistik, behavioristik, dan konstruktivistik.
Psikologi
humanistik menekankan kepada kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan
tanggung jawab personal. Psikologi humanisme juga memfokuskan pada prestasi,
motivasi, perasaan, tindakan, dan kebutuhan akan umat manusia.
Psikologi
Behaviorisme didasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan
merupakan produk desain bukannya kebetulan. Menurut kaum behavioristik,
merupakan suatu ilusi yang mengatakan bahwa manusia memiliki suatu keinginan
yang bebas.
Psikologi
konstruktivistik selalu terfokus pada proses-proses pembelajaran bukannya pada
perilaku belajar. Kaum konstruktivistik mempergunakan Proses-proses dan
strategi-strategi mental yang digunakan para siswa untuk belajar.
Daftar Pustaka
Noorhayati aliet
sutrisno, pandanita windari, fikriyah.2012. Filsafat
Pendidikan. Yogyakarta: deepublish
Sadulloh, Uyoh.2006.Pengantar Filsafat Pendidikan. Jakarta:
ALFABETA
Soemanto,
Wasty.2006.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pt. Rineka Cipta
Tafsir,
Ahmad. 2009. Filsafat Umum. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
BalasHapusAwalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'