Pemikiran Mahatma Gandhi Tentang Humanisme Dan Nasionalisme
Perjuangan kemerdekaan India menjadi sebuah proses panjang dari
keinginan rakyat India untuk bisa lepas dari penjajahan Inggris.
Pergerakan kemerdekaan yang dilakukan oleh rakyat India menjadi sangat
penting dalam melaksanakan segala upaya menghilangkan kegiatan
kolonialisasi di India. Berbagai cara yang dilakukan baik yang memakai
cara-cara yang diplomatik atau secara frontal melakukan perlawanan atau
non-cooperatif yang akhirnya berujung pada benturan fisik, merupakan
pemandangan yang umum dalam poses merebut kemerdekaan, dengan satu
tujuan memperjuangkan hak atas tanah kelahiran. Bahkan hal-hal seperti
ini juga tidak hanya berada pada India saja, dibelahan negara manapun
juga melakukan hal yang sama dalam proses mencapai kemerdekaan.
Berbicara tentang India, memang tidak bisa dilepaskan dari sosok-sosok
penting pendukung pergerakan kemerdekaan. Sosok penting yang dimaksud
disini adalah orang-orang yang mampu untuk memobilisasi dan
mengorganisir rakyat untuk bangkit melawan ketidakadilan yang ada. Di
India sendiri memang banyak tokoh-tokoh penting yang posisinya sentral
dalam mendukung upaya pemerdekaan India. Tapi melihat keberadaannya,
mungkin hanya ada satu sosok yang dianggap penjadi pembeda dari yang
lain. Sosok yang tampak sederhana dan terkesan tidak peduli dengan
kondisi formal yang diciptakan masyarakat elit di India, padahal setiap
yang dilakukan adalah berdasarkan prinsip-prinsip hidup yang diperoleh
dari pengalaman hidup dan proses belajar yang panjang. Dialah Mohandas
Karachmad Gandhi, yang oleh rakyat Inggris pada saat itu menjulukinya
dengan ‘pengemis telanjang’ karena kesederhanaanya dan cara
berpakaiannya yang dianggap tidak pantas oleh rakyat Inggris yang memang
selalu menggunakan pakaian lengkap dan formil.
Gandhi, atau dengan nama lengkap Mohandas Karachmad Gandhi, yang lahir
di India tepatnya tahun 1869. Seseorang dengan perawakan kurus, yang
kemana-mana pergi dengan hanya dilapisi selembar kain putih panjang yang
membalut tubuhnya, dan berjalan tanpa menggunakan alas kaki, memang
bisa dikatan sebagai sosok yang kontrofersial dalam perjalanan hidupnya.
Tingkah laku perbuatan maupun pemikirannya, bisa dikatakan keluar dari
pola pikir orang pada umumnya. Sifatnya yang lembut terbawa dalam
pemikiran politiknya. Dia tidak pernah berfikir untuk membenci orang,
atas apa yang dilakukanya, dia hanya membenci apa yang dilakukannya,
karena manusia dan apa yang dilakukannya adalah dua hal yang berbeda.
Sikap-sikap yang dipraktekkannya telah banyakmenginspirasi banyak
tokoh-tokoh dunia yang menginterpretasikan sikap dan ajarannya dalam
berbagai cara seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela.
Mahatma Gandhi dapat digolongkan sebagai orang biasa, beliau tidak
mengangap dirinya cerdas seperti anak lainnya dalam pelajaran sekolah,
walaupun ia bergelar sarjana Hukum dari University College London, yang
ia peroleh dari niat dan kerja keras, serta keingintahuan. Bermodal
gelar sarjana hukum, ia menjadi pengacara kemudian menjadi biro hukum
India tepatnya di Durban Afrika Selatan. Keinginan membantu keluargalah
yang sebenarnya menyorong Gandhi untuk bekerja di India disamping memang
Gandhi adalah orang yang ingin tahu, mengetahui, dan keinginan untuk
belajar menjadikannya manusia yang sangat ingin tahu akan segala hal.
Faktor itu yang mendekatkannya dengan karyakarya milik Thoreau, Tolstoy,
Perjanjian Baru dan naskah-naskah Kuno Hindu.
Perjuangan merebut kemerdekaan India bukan didasarkan pada kebencian
terhadap Inggris. Gandi selalu menekankan harus membenci dosanya, tetapi
bukan orang yang membuat dosa itu. Kehidupan Gandhi mungkin adalah
proses perjuangan mencari kebenaran. Dari pendidikan awal sampai kuliah,
hingga pada perjuangannya. Dimulai dari Sejarah panjang yang didapatnya
di Afrika Selatan selama menjalankan tugas sebagai pengacara sampai
pada perjuangannya di tanah kelahiranya di India memang membawanya
kearah realitas perjuangan kaum-kaum yang didiskriminasikan, dengan
latar belakang masalah yang berbeda. Di Afrika dia menemukan perjuangan
untuk keluar dari belenggu sikap rasial terhadap kaumnya, ataupun yang
memiliki warna kulit yang sama dengannya. Di India dia menemukan sikap
ketidak adilan yang diterima bangsanya dari pemerintah Inggris ditanah
milik orang India.
Afrika selatan menjadi persinggahan pertamanya dan paling mengesankan
dalam pejalanan hidupnya, yang memberinya gambaran tentang bagaimana
sikap dan perlakuan yang diterima kaumnya di Afrika. Pelabuhan di Natal
adalah Durban yang juga dikenal sebagai pelabuhan Natal. Hari-hari yang
dijalaninya tidak lepas dari persoalan tindakan diskriminasi yang
dialami oleh orang-orang yang memiliki “warna kulit”. Perjalanan ke
pretoria meninggalkan Durban menjadi satu kasus yang tersendiri bagi
Gandhi. Disinilah tindakan diskriminasi pertama yang juga kelak menjadi
pembuka atas kasus diskriminasi lainnya yang diperoleh oleh Gandhi yang
dilakukan oleh petugas kereta, yang memaksanya untuk pindah tempat ke
kereta barang karena salah satu penumpang merasa terganggu dengan
penampilan fisiknya, yang berujung pada pengusiran dirinya dari kereta.
Satu tahun tinggal di Pretroria benar-benar merupakan pengalaman yang
berharga bagi kehidupan Gandhi. Di sinilah Gandhi memperoleh banyak
kesempatan untuk bekerja demi kepentingan umum dan mengukur kapasitasnya
untuk itu. Di Pretoria jugalah dia merasakan semangat keagamaan untuk
menjadi semangat hidup serta memperoleh pengetahuan yang sebenarnya
tentang praktik hukum.
Setelah perjuangan memerdekaan India, Gandhi justru dihadapkan pada
keadaan yang dilematis. Perjuangan memerdekaan rakyat yang dikasihinya
berujung pada konflik etnik bercampur konflik agama. Tahun 1947 India
dan Pakistan harus dipisah menjadi dua negara yang berbeda, pemisahan
ini justru menimbulkan kerusuhan yang berkepanjangan hingga saat ini.
Awal perjuangan yang Gandhi bangun justru dapat menyatukan suara untuk
merdeka dari kolonialisasi Inggris, ketika merdeka justru perpecahan
yang diterima dan disaksikan Gandhi.
Pengalaman yang diterima didapat selama bertugas sebagai pencari
keadilan, tidak membawanya membenci setiap orang yang melakukan
keburukan atau ketidakadilan, dia tetap berpegang teguh pada prinsip
bahwa manusia tidak salah, sifat manusialah yang pantas disalahkan, dan
orang yang dianggap bersalah tidak pantas mendapatkan siksaan fisik yang
sama dengan yang pernah mengalaminya, karena itu menjadikan manusia itu
tidak jauh beda dengan orang yang melakukan sebuah kejahatan. Gandhi
berpikir bahwa, setiap manusia adalah benda yang sakral.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
bagaimana pemikiran Mahatma Gandhi tentang Humanisme dan Nasiobalisme.
Gandhi sebagai sosok yang memperjuangkan nasib rakyat yang banyak
bergantung kepadanya memang membawa semangat perjuangan yang berbeda
dalam perjuangan rakyat India dalam proses merebut kemerdekaanya. Disisi
lain juga pemisahan India Pakistan juga meninggalkan kisah yang berbeda
dalam perjuangan dan cita–cita yang diimpikannya, sebagai sosok yang
mengidamkan perdamaian dengan mengedepankan ajaran dan sikap yang
humanistik, justru harus dihadapkan dengan kondisi pemisahan dua wilayah
yang awalnya adalah gerakan yang memiliki visi yang sama antara India
dan Pakistan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar