Pengaruh Pemimpin dalam Organisasi Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Begitu
banyak masalah yang terjadi saat ini di Negara ini, masalah-masalah itu timbul
diberbagai lapisan masyarakat, misalnya saja masalah yang terjadi instansi
pemerintah, swasta, dan sebagainya. Salah satu penyebab masalah tersebut karena
pemanajeman yang masih kurang baik. Jika manajemen kurang baik maka
komponen-komponen yang dimanajemenipun tidak akan berfungsi sebagaimana
mestinya. Manajemen yang bermasalah satunya disebabkan oleh fungsi kepemimpinan
yang belum optimal bahkan buruk. Pemimpin adalah orang pertama yang diminta
pertanggungjawabannya terhadap orang memanajemeni lembaga/organisasi tersebut
atau pemimpin.
Saat
ini banyak pemimpin-pemimpin mempunyai kelemahan sehingga kurang mampu untuk
memananejemen/mengelola lembaganya baik instansi pemerintah, swasta dan
sebagainya. Banyak juga kasus para pemimpin yang terjadi belakangan ini.
Dampaknya dapat juga marambah ke masyarakat luas misalnya di bidang pendidikan,
apabila seseorang pemimpin kurang bisa mengelola staf-stafnya, maka tidak
mustahil stafnya akan menyeleweng dari semestinya dan akan berdampak pada
siswa-siswanya, hal tersebut dapat dilihat dari kualitas siswanya, mutu
sekolahnya, daya saing sekolah tersebut.
Untuk itu peranan pemimpin yang memiliki
jiwa kepemimpinan sejati sangat diperlukan untuk dapat mengelola organisasinya
dengan baik, agar dapat mencapai tujuannya. Jiwa kepemimpinan yang dicermikan
melalui sikap-sikapnya yang baik akan mewujudkan pemimpin sejati, yang akan
menggerakan lembaganya melalui pengelolaannya yang baik.
B. Rumusan Masalah
Jika ditinjau
dari latar belakang tersebut maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut ini :
1.
Apa yang menyebabkan pemimpin terjerat dalam masalah?
2.
Bagaimana pemimpin yang baik?
3.
Apa implementasi kepemimpinan terhadap manajemen?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Berbagi
pengetahuan tentang sebab pemimpin terjerat dalam kasus
2.
Memahami sikap pemimpin yang baik.
3.
Mengetahui
implementasi kepemimpinan terhadap manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sebab Pemimpin yang Terjerat dalam Kasus
Sebelum
membahas sub judul tersebut, mari sebelumnya kupas sekilas mengenai defenisi dari kata pemimpin. Pemimpin adalah seseorang
yang diberikan wewenang atau kekuasaan untuk mempengaruhi orang lain dalam
upaya mencapai tujuan lembaga atau tujuan organisasi yang dipimpinnya (H.D.
Sudjana , 2000: 20). Dalam kutipan tersebut maka telah diketahui apa arti dari
pemimpin, kebanyakan orang mempunyai persepsi bahwa pemimpin adalah orang yang
mempunyai kekuasaan atas lembaga atau organisasi, namun penulis mempunyai
pendapat yang berbeda dari kebanyakan orang atau para ahli. Penulis tidak
menyalahkan defenisi tersebut, namun penulis berpendapat bahwa pemimpin itu
mempunyai makna yang lebih dari itu. Penulis membagi dua cakupan dalam
mengartikan pemimpin, yang dibagi menjadi dua, yaitu, penulis sepakat dengan
arti pemimpin di atas tadi, pemimpin tersebut mempunyai tanggung jawab atas
orang lain, makna dari tanggungjawab di sini adalah tanggung jawab agar orang
lain yang dipimpinnya mau mewujudkan visi dan misi organisasinya. pemimpin
tersebut akan lepas dari tanggungjawab dari orang lain yang menyeleweng dari
tugasnya sebagai seorang bawahan, jika pemimpin tersebut memenuhi kewajibannya
sebagai pemimpin. Kemudian inilah pendapat lain dari penulis, pemimpin diri
yaitu orang yang bertanggungjawab atas dirinya sendiri, artinya setiap orang
mempunyai wewenang, pilahan untuk mengatur dirinya sesuai apa yang dibutuhkan
dan apa yang diinginkannya.
Dapat disimpulkan makna pemimpin dari
pemaparan paragrap di atas yaitu pemimpin yang bertanggungjawab atas orang lain
dan pemimpin yang hanya bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri, atau bisa
disebut dengan pengendalian diri.
Selanjutnyah
adalah dari kasus atau masalah, masalah yaitu ketidaksesuain antara idealita
dengan realitas. Maksudnya apa yang diinginkan oleh seseorang, lemabaga,
organisasi atau lainnya tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Secara
sederhana masalah dapat digambarkan sebagai
orang yang akan memanah suatu sasaran atau target, namun anak panah tersebut
tidak mengenai targetnya yang dibidik. Tentu ada sebab kenapa hal itu bisa
terjadi.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari masalah diartikan
sebagai orang yang melakukan kesalahan. Menurut penulis hal tersebut tidak
salah, hal tersebut terjadi karena kesenjangan antara idealita dan realita.
Idealita di sini dapat berupa norma-norma dan nilai-nilai yang terdapat dalam
suatu masyarakat. Dan realitanya, orang yang melenceng dari nilai-nilai dan norma-norma
tersebut.
Jika seseorang melenceng dari dari kaidah-kaidah
kehidupan berupa yang telah tercantum mutlak, nilai-nilai dan norma-norma yang
berlaku, maka akan menimbulkan kerugian pada orang lain. Apalagi jika yang
berkedudukan sebagai pemimpin tentu akan mempengaruhi orang-orang yang terpadapat
dalam struktur organasisasi misalnya saja
sekolah, ataupun orang yang berada di luar struktur tersebut, misalnya
masyarakat sekitar.
Dalam pembahasan alenia ini makna pemimpin akan dipersempit
sebagai pemimpin terhadap dirinya sendiri. karena tidak ada pemimpin besar yang
baik melainkan dapat memimpin dirinya sendiri. Seseorang melenceng dari
tugasnya disebabkan oleh krisis akhlak. Krisis akhlak yaitu suatu
ketidaksesuaian antara akhlak individu dengan ajaran agama khususnya agama
islam. Krisis akhlak ini menjadi pangkal penyebab timbulnya krisis dalam
berbagai bidang kehidupan (Abbudin Nata, 2008: 221). Orang yang mengalami
krisis akhlak berarti orang tersebut tidak mampu memenejemen dirinya sendiri.
karena jumlah manusia yang mengalami krisis akhlak begitu banyaknya maka
masalahpun semakin kompleks.
Perlu diketahui penyebab krisis akhlak tersebut agar
dapat mencari solusi yang mungkin dapat diterapkan dalam individu. Dalam
Abbudin Nata (2008 : 224) krisis akhlak disebabkan oleh :
1.
Longgarnya penggangan
terhadap agama menyebabkan kontrol diri dari dalam.
2.
Kurangnya
pembinaan moral dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.
3.
Derasnya arus
budaya hidup materelialistis, hedonistis dan sekularistis.
4.
Belum adanya
kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah untuk melakukan pembinaan akhlak
bangsa.
Sejalan dengan sebab-sebab timbulnya akhlak tersebut,
maka cara untuk mengatasinya dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1.
Pendidikan akhlak
dapat digunakan untuk menetapkan pelaksanaan pendidikan agama baik di rumah,
sekolah maupun masyarakat
2.
Dengan
mengintegrasikan antara pendidikan dan pengajaran.
3.
Pendidikan akhlak
bukan hanya menjadi tanggungjawab guru agama saja, melainkan juga tanggungjawab
semua guru bidang studi.
4.
Pendidikan akhlak
harus didukung oleh pendidikan oleh kerja sama yang kompak dan usaha yang
sungguh-sungguh dari orang tua (keluarga), sekolah dan masyarakat (Abbudin
Nata, 2008 : 224).
B. Memahami Pemimpin yang Baik
Untuk mengetahui
pemimpin yang baik, maka perlu dipahami arti dari kepemimpinan, fungsi dari
pemimpin. Slaifatnya.
Kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok dengan maksud untuk
mencapai suatu tujuan atau karena alasan lain (H.D. Sudjana, 2 000: 20). Dari istilah tersebut, kepimpinan pada
dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang
dimiliki oleh seseorang ( Tatang M. Amirin dkk, 2011: 134).
Tugas seorang pemimpin
berdasarkan definisi kepemimpinan di atas adalah membangkitkan kepercayaan dan
loyalitas bawahannya, mengkomunikasikan gagasan pada rang lain, meyakinkan
orang lain agar sejalan dengan gagasannya (Wahjosumidjo, 2008: 40 ). Selain itu
tugas pemimpin yaitu mengayomi umatnya,
agar keberadaanya itu menjadi kebahagiaan bagi orang lain, tidak menindas atau
memperlakukannya dengan sewenang-wenang. Kemudian pemimpin juga harus
memberikan teladan yang baik, secara sengaja atau tidak disengaja pemimpin yang
dapat dijadikan sebagai teladan akan memberikan energy serta pengaruh yang
positif bagi orang lain. Khususnya dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM)
yang akan menggerakan organisasi atau lembaga yang dipimpinnya kea rah yang
lebih baik.
Pemaparan pada di atas
memberikan gambaran seorang pemimpin yang memiliki fungsi sebagai orang yang
mampu mengawali perubahan, sebagai penggerak agar orang lain sadar mau
melakukan tugas yang diamanahinya oleh lembaga tersebut (Wahjosumidjo, 2008:
40). Pemimpin yang baik mempunyai empat ciri ;
1.
Benar
Sifat benar ini harus melekat pada
diri seorang pemimpin, kemudian sifat ini dapat membawa apa dan siapa yang
dipimpinya ke jalan yang benar. Maksudnya tidak menghalalkan cara untuk
mencapai tujuannya, tidak mementikan diri sendiri melainkan berbuat dan
bertindak atas dasar kebenaran dan kemaslahatan masyarakat. Sifat benar ini akan
berpengaruh terhadap pengolaan apa pun, termasuk pengololaan lembaga ataupun
pengelolaan atas dirinya sendiri.
2.
Dapat dipercaya
Dapat dipercaya ini berasal dari
dalam dirinya yang bertangkahlaku benar sesuai dengan ajaran agamanya
masing-masing. bertanggungjawab, jujur dan memilki kepridadian yang luhur.
Sifat ini merupakan salah satu faktor yang dapat membangun kepercayaam terhadap
orang lain, bahkan musuhnyapun mempercayai dirinya sehingga pada akhirnya musuh
tersebut menjadi temannya.
3. Menyampaikankan gagasannya/ dapat menerima berbagaai
gagasan sehi gagasan sehingga dapat memilih gagasan yang paling baik atauingga
dapat memilih gagasan yang paling baik atau menciptakan gagasan baru
berdasarkan gagasan-gagasan baru berdasarkan gagasan-gagasan tersebut.
4.
Cerdas
Pada dasarnya setiap orang mempuyai
sifat cerdas, namun setiap orang mempunyai cerdasnya memiliki tingkatan yang
berbeda-beda. Cerdas disini bermakna sangat luas dan cerdas disini mempunyai.
Misalnya saja kecerdaasan sosial-emosional, akademik, kecerdasaan spiritual dan
sebagainya. Seseorang yang sangat cerdas ini akan berprilaku dengan sangat
baik, memunculkan ide-ide benar, sesorang yang tenang dalam menghadapi suatu
masalah sehingga setiap masalah dapat diatasi dengan amat baiknya. Banyak
sekali dampak yang amat luar biasa lainnya lagi.
Jika seseorang mempunyai keempat
sifat tersebut maka orang tersebut layak menjadi seorang pemimpin. Pemimpin
tersebut dapat mengelola lembaganya dengan baik, walau masalah pasti akan
menghadang untuk menguji kebajikan dari pemimpin dan bawahannya tersebut.
C. Implementasi kepemimpinan Terhadap
Manajemen
Impelementasi
kepemimpinan dalam katagori mikro (memimpin dirinya sendiri) berarti individu
tersebust dituntut untuk mengoptimalkan potensi dirinya agar mampun mengemban
tanggungjawab sebagai manusia sejati. Ketika individu mampu memimpin dirinya
sendiri berarti. kep individu tersebut dapat memenejemen dirinya. Kepemimpinan
sangat berpengaruh dengan cara individu mengelola/memanajemen agar dirinya
dapat mengoptimalkan potensi dirinya agar dirinya dapat memberi manfaat kepada
orang lain terutama memberikan manfaat terhadap lamasyarakat luas.
Ketika individu mampu
memberikan manfaat kepada orang lain maka akan menyebabkan individu tersebut
untuk memegang peranan dalam masyarakat, organisasi, sekolah dan lain-lain.
Dalam hal ini individu milai masuk kedalam kategori pemimpin mikro yang
memiuliki tanggungjawab yang luas untuk mengelola apa yang diamahinya.
Pada hakekatnya setiap
individu adalah pemimpin atas dirinya sendiri, jika individu mempunyai keempat
sifat kebajikan (benar, dapat dipercaya, menyampaikan dan cerdas) maka individu
akan mampu memipin dirinya sendiri/mengendalikan diri/ mengelola diri. Jika
setia orang dapat mengelola dirinya dengan baik maka akan tercipta iklim
positif dalam kehidupan. Namun pada kenyataannya hidup ini selalu berdampingan
jika ada yang baik maka ada juga yang
buruk. Walau begitu seetiap individu wajib atas untuk mampu mengelola
dirinya sebaik mungkin.
Pemimpin dalam suatu
organisasi khususnya pendidikan hendaknya memiliki kepridian ypang luhur,
sebagai modal dasar agntar dapat mengatur orang lain dengan semestinya.
Pemimpin dituntut mampu mengelola organisasi melalui kerjasama dengan
bawahannya agar tercapai tujuan yang dirumuskan bersama. jika setiap individu
mampu mengelola dirinya sendiri dan bertanggungjawab atas tugasnya, maka
organisasi tersebut memiliki mutu yang baik karena memiliki pengelolaan yang
baik, yang dikelola bersama-sama. Bayangkan jika pemimpinnya baik, bawa
mehannya juga baik. Maka sekolah tersebut akan mempunyai tatakelola yang baik
pula, sehingga tidak mustahil akan meningkatkan muti dari sekolah atau lembaga
yang memiliki tatakelola yang baik dengan basis kebaikan atas individu di
dalamnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemimpin dalam
suatu lemabaga atau organisasi sangat mempengaruhi pengolaan terhadap lemaba
tersebut, jika pemimpin yang buruk akan
maka akan berdampak buruk pula pada lembaganya, dan pemimpin yang baik ini akan
membawa dampak yang baik juga organisasinya. namun baik atau tidaknya suatu
organisasi bergantung pada kerjasama antara semua perangkat tersebut yang
dibangun oleh pemimpinya, maksudnya pemimpin yang mengawali keharmonisan antar
perangkatnya untuk bekerjasama.
B.
Saran
Walau pemahasan
lebih banyak mengacu pada pemimpin organisasi, namun penulis berharap bagi
siapun orang yang dapat smemimpin
dirinya sendiri. Karena di dunia ini tidak ada pemimpin yang berhasil sebelum
ia berhasil memimpin dirinya sendiri. Sesuai dengan sebuah perumpaan yang
mengatakan bahwa hal yang besar diawali oleh sesuatu yang kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar