FILSAFAT PENDIDIKAN
1. What Is a Philosophy?
Poedjawijatna (1974:1) menyatakan bahwa
filsafat berasal dari kata Arab yang berhubungan rapat denga kata Yunani,
bahkan asalnya memang berasal dari kata Yunani. Yaitu philoshopia yang merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan Sophia; philo yang berarti dalam arti luas, yaitu ingin dan karena
itu lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu; Sophia yang berarti kebijakan (pandai) dalam pengertian yang
mendalam. Jadi dari namanya saja filsafat boleh diartikan ingin mencapai
kepandaian atau cinta pada kebijakan. Menurut analisis, kata ini muncul dari
mulut Phytagoras yang hidup di Yunani kuno pada abad ke-6 sebelum masehi.
Jadi,
berdasarkan kutipan itu dapatlah diketahui bahwa dari segi bahasa, filsafat
ialah keinginan yang mendalam untuk mendapat kebijakan atau keinginan yang
mendalam untuk menjadi bijak. Akan tetapi, apa bijak atau bijaksana itu? Encyclopedia Of Fhilosophy menyatakan
bahwa wisdom adalah terjemahan dari kata Sophia. Bahkan Homerus juga menyatakan bahwa tukang kayu juga adalah orang yang
bijak.
Melihat
pengertian filsafat dari segi istilah berarti kita ingin melihat filsafat pada
segi definisinya. Untuk membuat definisi suatu objek kita harus mengetahui
konotasi objek itu. Berikut ini dikutipkan beberapa definisi yang dikemukakan
oleh beberapa pengarang, sesuai dengan konotasi filsafat yang ditangkap oleh
mereka.
Poedjawijatna (1974:11) mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan
yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan fikiran belaka. Hasbulah
bakri (1971:11) menyatakan bahwa filsafat ialah sejenis pengetahuan yang
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan
manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya
sejauh yang dapat dicapai akal manusia
dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. Plato menyatakan bahwa filsafat ialah
pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli. R, Becling menyatakan
bahwa filsafat adalah pemikiran-pemikiran bebas, diilhami oleh rasio, mengenai
segala sesuatu yang timbul dari pengalaman-pengalaman. Corn, Verhoelen menyatakan bahwa filsafat adalah meradikalkan
keheranan kesegala jurusan. Socrates menyatakan
bahwa filsafat sebagai suatu cara berfikir yang radikal, menyeluruh, dan
mendasar. Dan bagi Aristoteles
filsafat ialah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung didalamnya
seperti metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika; Pythagoras, orang yang pertama kali
menggunakan kata filsafat, memberikan definisi filsafat sebagai the love for wisdom. Menurut Phytagoras, manusia yang paling tinggi
nilainya ialah manusia pencinta kebijakan (love for wisdom), sedangkan yang
dimaksud olehnya dengan wisdom ialah kegiatan melakukan perenungan tentang
tuhan. Ia membagi kualitas manusia menjadi tiga tingkatan, love of wisdom, lovers of
success, dan lovers of pleasure (Mayer,
1950:26).
Perbedaan
definisi itu menurut Abu Bakar Atjeh (1970:9) disebabkan karena adanya
perbedaan keyakinan hidup yang dianut mereka. Perbedaan itu juga dapat muncul
karena perkembangan filsafat itu sendiri yang menyebabkan beberapa pengetahuan
khusus yang memisahkan diri dari filsafat. Dapat diambil kesimpulan bahwa
perbedaan definisi filsafat antara suatu tokoh denga tokoh yang lainnya
disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat pada mereka masing-masing.
Dalam
rangka memahami apa itu filsafat, marilah kita perdalam sedikit pembahasan ini.
Uraian diatas menjelaskan bahwa salah satu kesulitan menentukan definisi ialah
karena perbedaan definisi yang dibuat oleh para ahli. Bila dirinci, dapat
diketahui bahwa sulit membuat definisi filsafat, jadi kita juga sangat sulit
memahami apa itu filsafat. Pertama, karena pengertian filsafat berkembang dari
masa kemasa; kesulitan kedua ialah karena pengertian filsafat itu berbeda
antara suatu tokoh dengan tokoh yang lainnya; kesulitan ketiga ialah karena
kata filsafat itu telah dipakai untuk menunjukan bermacam-macam objek yang
sesungguhnya berbeda. Sedangkan menurut Winecoff (1989) filsafat bisa
didefinisikan sebagai suatu studi tentang hakikat realitas, ilmu pengetahuan,
sistem nilai, nilai kebaikan, keindahan, dan hakikat fikiran.
2. What Is a Education?
Banyak
pandangan tentang makna pendidikan. Hal tersebut wajar saja dan sangat
tergantung pada posisi mana garapan pendidikan itu akan dikaji. Terlepas dari
mana seseorang memandang, namun ada kesamaan fokus yang menjadi ciri hakiki
garapan pendidikan, yaitu bahwa pendidikan merupakan usaha manuisa dalam
“memanusiakan manusia”. Dimyati misalnya, menyebut pendidikan sebagai “proses
interaksi, interaksi terjadi antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk
meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi pribadi yang mandiri dan
utuh”.
Dalam
kajian yuridis formal, makna pendidikan, seperti tersurat dalam UU nomor 2
tahun 1989 tentang; Sistem pendidikan nasional, yang diunkapkan sebagai
berikut:
“pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi
peranannya di masa mendatang”.
Manusia
pada hakikatnya merupakan makhluk ciptaan tuhan yang paling tinggi derajatnya
dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-nya dimuka bumi ini. Bisa disimpulkan
bahwa pendidikan adalah proses sosial budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia atau untuk memanusiakan manusia. Dengan demikian, garapan
pendidikan secara nyata merupakan proses sosialisasi antar warga melalui
interaksi insani menuju masyarakat yang berbudaya.
Pendidikan
harus menjaga keseimbangan kurikulum dengan menyajikan program dan garapan yang
seimbang antara kepentingan society
centered (memusatkan perhatian kepada kepentingan siswa sebagai pribadi).
3. What Is The Philosophy Of Education?
Filsafat
pendidikan merupakan pola fikir filsafat dalam menjawab masalah-masalah yang
berkaitan dengan perencanaan dan implementasi pendidikan. Filsafat pendidikan menentukan
arah kemana peserta didik akan dibawa. Filsafat pendidikan merupakan perangkat
nilai yang melandasi dan membimbing kearah pencapaian tujuan. Menurut Al-Syaibany, filsafat pendidikan adalah
aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk
mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu
pembentukan kemampuan dasar fundamental, baik yang menyangkut daya fikir maupun
daya perasaan, menuju ke arah ta’biat manusia, maka filsafat juga dapat
diartikan sebagai teori umum pendidikan. Barnadib
mempunyai versi pengertian atas filsafat pendidikan, yakni ilmu yang pada
hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan dala bidang pendidikan. Menurut
seorang ahli filsafat amerika Brubachen,
filsafat pendidikan adalah seperti menaruh kereta di depan seekor kuda, dan
filsafat dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar