Senin, 09 Januari 2017


1.  What Is a Philosophy?
Poedjawijatna (1974:1) menyatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab yang berhubungan rapat denga kata Yunani, bahkan asalnya memang berasal dari kata Yunani. Yaitu philoshopia yang merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan Sophia; philo yang berarti dalam arti luas, yaitu ingin dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu; Sophia yang berarti kebijakan (pandai) dalam pengertian yang mendalam. Jadi dari namanya saja filsafat boleh diartikan ingin mencapai kepandaian atau cinta pada kebijakan. Menurut analisis, kata ini muncul dari mulut Phytagoras yang hidup di Yunani kuno pada abad ke-6 sebelum masehi.
Jadi, berdasarkan kutipan itu dapatlah diketahui bahwa dari segi bahasa, filsafat ialah keinginan yang mendalam untuk mendapat kebijakan atau keinginan yang mendalam untuk menjadi bijak. Akan tetapi, apa bijak atau bijaksana itu? Encyclopedia Of Fhilosophy menyatakan bahwa wisdom  adalah terjemahan dari kata Sophia. Bahkan Homerus juga menyatakan bahwa tukang kayu juga adalah orang yang bijak.
Melihat pengertian filsafat dari segi istilah berarti kita ingin melihat filsafat pada segi definisinya. Untuk membuat definisi suatu objek kita harus mengetahui konotasi objek itu. Berikut ini dikutipkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa pengarang, sesuai dengan konotasi filsafat yang ditangkap oleh mereka.
Poedjawijatna (1974:11) mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan fikiran belaka. Hasbulah bakri (1971:11) menyatakan bahwa filsafat ialah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang  dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. Plato menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli. R, Becling menyatakan bahwa filsafat adalah pemikiran-pemikiran bebas, diilhami oleh rasio, mengenai segala sesuatu yang timbul dari pengalaman-pengalaman. Corn, Verhoelen menyatakan bahwa filsafat adalah meradikalkan keheranan kesegala jurusan. Socrates menyatakan bahwa filsafat sebagai suatu cara berfikir yang radikal, menyeluruh, dan mendasar. Dan bagi Aristoteles filsafat ialah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung didalamnya seperti metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika; Pythagoras, orang yang pertama kali menggunakan kata filsafat, memberikan definisi filsafat sebagai the love for wisdom. Menurut Phytagoras, manusia yang paling tinggi nilainya ialah manusia pencinta kebijakan (love for wisdom), sedangkan yang dimaksud olehnya dengan wisdom ialah kegiatan melakukan perenungan tentang tuhan. Ia membagi kualitas manusia menjadi tiga tingkatan, love of  wisdom, lovers of success, dan lovers of pleasure (Mayer, 1950:26).
Perbedaan definisi itu menurut Abu Bakar Atjeh (1970:9) disebabkan karena adanya perbedaan keyakinan hidup yang dianut mereka. Perbedaan itu juga dapat muncul karena perkembangan filsafat itu sendiri yang menyebabkan beberapa pengetahuan khusus yang memisahkan diri dari filsafat. Dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan definisi filsafat antara suatu tokoh denga tokoh yang lainnya disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat pada mereka masing-masing.
Dalam rangka memahami apa itu filsafat, marilah kita perdalam sedikit pembahasan ini. Uraian diatas menjelaskan bahwa salah satu kesulitan menentukan definisi ialah karena perbedaan definisi yang dibuat oleh para ahli. Bila dirinci, dapat diketahui bahwa sulit membuat definisi filsafat, jadi kita juga sangat sulit memahami apa itu filsafat. Pertama, karena pengertian filsafat berkembang dari masa kemasa; kesulitan kedua ialah karena pengertian filsafat itu berbeda antara suatu tokoh dengan tokoh yang lainnya; kesulitan ketiga ialah karena kata filsafat itu telah dipakai untuk menunjukan bermacam-macam objek yang sesungguhnya berbeda. Sedangkan menurut Winecoff (1989) filsafat bisa didefinisikan sebagai suatu studi tentang hakikat realitas, ilmu pengetahuan, sistem nilai, nilai kebaikan, keindahan, dan hakikat fikiran.
2.  What Is a Education?
Banyak pandangan tentang makna pendidikan. Hal tersebut wajar saja dan sangat tergantung pada posisi mana garapan pendidikan itu akan dikaji. Terlepas dari mana seseorang memandang, namun ada kesamaan fokus yang menjadi ciri hakiki garapan pendidikan, yaitu bahwa pendidikan merupakan usaha manuisa dalam “memanusiakan manusia”. Dimyati misalnya, menyebut pendidikan sebagai “proses interaksi, interaksi terjadi antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi pribadi yang mandiri dan utuh”.
Dalam kajian yuridis formal, makna pendidikan, seperti tersurat dalam UU nomor 2 tahun 1989 tentang; Sistem pendidikan nasional, yang diunkapkan sebagai berikut:
“pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa mendatang”.
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk ciptaan tuhan yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-nya dimuka bumi ini. Bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses sosial budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia atau untuk memanusiakan manusia. Dengan demikian, garapan pendidikan secara nyata merupakan proses sosialisasi antar warga melalui interaksi insani menuju masyarakat yang berbudaya.
Pendidikan harus menjaga keseimbangan kurikulum dengan menyajikan program dan garapan yang seimbang antara kepentingan society centered (memusatkan perhatian kepada kepentingan siswa sebagai pribadi).
3.  What Is The Philosophy Of Education?
Filsafat pendidikan merupakan pola fikir filsafat dalam menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan implementasi pendidikan. Filsafat pendidikan menentukan arah kemana peserta didik akan dibawa. Filsafat pendidikan merupakan perangkat nilai yang melandasi dan membimbing kearah pencapaian tujuan. Menurut Al-Syaibany, filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Menurut John Dewey,  filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar fundamental, baik yang menyangkut daya fikir maupun daya perasaan, menuju ke arah ta’biat manusia, maka filsafat juga dapat diartikan sebagai teori umum pendidikan. Barnadib mempunyai versi pengertian atas filsafat pendidikan, yakni ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan dala bidang pendidikan. Menurut seorang ahli filsafat amerika Brubachen, filsafat pendidikan adalah seperti menaruh kereta di depan seekor kuda, dan filsafat dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar