PENDIDIKAN DALAM TRILOGI ILMU PENDIDIKAN
1. Ontologi Pendidikan
Ontologi
tidak terlepas dari filsafat karena filsafat diperlukan untuk menjelaskan dasar
ontologis dari hampir setiap ilmu, termasuk dalam kajian pendidikan. Aspek
realitas yang dijangkau teori pendidikan melalui pengalaman pancaindra adalah
dunia pengalaman manusia secara empiris. Dalam situasi sosial, manusia sering
berprilaku tidak utuh, hanya menjadi makhluk berprilaku individual dan makhluk
sosial yang berprilaku kolektif. Hal itu dikarenakan pada ruang lingkup
pendidikan makro berskala besar mengingat adanya konteks sosio-budaya yang
terstruktur oleh sistem nilai tertentu.
Filsafat
pendidikan merupakan bidang filsafat terapan, bermula dari bidang tradisional
filsafat. Dengan kata lain, filsafat pendidikan adalah studi filosofis tentang
tujuan, proses, alam, dan cita-cita pendidikan. Sebagai contoh, filsafat
mencakup sebagai hal berikut:
1.
mempelajari definisi mengasuh dan mendidik
2.
mempelajari pengaplikasian nilai-nilai dan norma-norma.
3.
mempelajari batas-batas dan legimitasi pendidikan sebagai disiplin akademis
4.
mempelajari hubungan antara teori dan praktik pendidikan pada umumnya.
Filsafat pendidikan dapat dianggap sebagai
cabang dari filsafat dan pendidikan. Filsafat pendidikan tidak hanya menjadi
bidang pendidikan yang memiliki konteks yang sangat beragam, tetapi juga
menjadikan filsafat pendidikan tidak mudah didefinisikan. Menurut made pidarta,
ontology filsafat pendidikan mempertanyakan hal-hal berikut:
1. apakah
pendidikan itu?
2. apa
yang hendak dicapai?
3.
Bagaimana cara terbaik merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan?
4.
bagaimana sifat pendidikan itu?
5.
bagaimana perbedaan pendidikan teori dengan praktik?
6.
bagaimana hakikat kurikulum yang disajikan?
7.
bagaimana dan siapa peserta didiknya?
8.
bagaimana sistem pengembangan bakat dan minat anak didik?
Pendekatan
ontologi atau metafisikmenekankan pada hakikat keberadaan, dalam hal ini
keberadaan manusia itu sendiri. Dalam pemahaman tersebut, sudah tentu hakikat
pendidikan atau ontologi pendidikan berakar dari kebutuhan manusia terhadap proses
pelatihan kemandirian berfikir, mandiri mengambil keputusan, mengamankan
kehormatan dan harga dirinya, dan manusia yang mengerti tujuan hidup hari ini,
besok, dah yang akan datang.
2.
Epistemologi Pendidikan
Epistemologi
adalah kata lain dari filsafat ilmu yaitu knowledge,
yaitu, pengetahuan dan logis (theory). Jadi epistemologi adalah “teori
pengetahuan” atau teori tentang cara, metode, dan dasar dari ilmu pengetahuan.
Epistemologi merupakan suatu cabang filsafat yang meneliti asal-usul, struktur,
metode-metode, dan kesahan pengetahuan. Epistemologi berbeda denga logika, jika
logika merupakan sains formal yang berkenaan pada prinsip-prinsip penalaran
yang sah, maka Epistemologi adalah sains filosofis tentang asal-usul
pengetahuan dan kebenaran.
3.
Aksiologi pendidikan
Aksiologi
berasal dari kata yunani dengan asal kata axsio (nilai), serta logos (ilmu).
Jadi aksiologi sedikitnya merupakan postulat yang membahas kegunaan atau nilai
guna dari suatu disiplin ilmu. Maksudnya adalah memikirkan segala hakikat
pengetahuan atau hakikat keberadaan guna dari suatu pendidikan itu sendiri,
baik secara umum maupun secara khusus. Oleh karena itu, kajiannya mengarah diri
pada dasar-dasar pengetahuan dalam bentuk penalaran, logika, sumber
pengetahuan, dan kriteria kegunaan dari suatu kebenaran.
Tujuan
aksiologi pendidikan secara esensial adalah terwujudnya anak didik yang
memahami ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Terwujudnya
insane kamil, yaitu manusia yang kembali pada fitrah dan pada tujuan kehidupannya
yang sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar