-
Nilai-nilai yang tergantung dalam Pancasila tersebut sudah berabad
lamanya mengakar pada kehidupan bangsa Indonesia, karena itu Pancasila
dijadikan sebagai falsafah hidup bangsa.
- A. Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional
Sistem pendidikanyang dialami sekarang merupakan hasil perkembangan
pemdidikan yang tumbuh dalam sejarah pengalaman bangsa di masa lalu.
Pendidikan tidak berdiri sendiri, tapi selalu dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Menteri
Pengajaran dan Kebudayaan (PM), mengeluarkan instruksi yang dikenal
dengan nama “Sapta Usaha Tama dan Pancawadharna” yang isinya antara
lain bahwa Pancasila merupakan asas Pendidikan nasional. Pendidikan
suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti ideology bangsa yang dianut.
Karena system pendidikan nasional Indonesia dijiwai, disadari dan
mencerminkan identitas Pancasila. Sementara cita dan karsa bangsa kita,
tujuan nasional dan hasrat luhur rakyat Indonesia, tersimpul dalam
pembukaan UUD 1945 sebagai perwujudan jiwa dan nilai Pancasila. Cita dan
karsa ini dilembagakan dalam system pendidikan nasional yang bertumpu
dan dijiwai oleh suatu keyakinan, dan pandangan hidup Pancasila. Dengan
kata lain, sistem Negara pancasila tercermin dan dilaksanakan didalam
berbagai subsistem kehidupan bangsa dan masyarakat.
- B. Hubungan Pancasila dengan Sistem Pendidikan Ditinjau Dari Filsafat Pendidikan
Pancasila adalah dasar Negara Indonesia yang merupakan fungsi
utamanyadan dari segi materinya digali dari pandangan hidup dan
kepribadian bangsa (Dardodiharjo, 1988. 17). Pancasila merupakan dasar
Negara yang membedakan dengan bansa lain. Filsafat adalah cara berpikir
secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran sesuatu.
Sementara filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang
kependidikan berdasarkan filsafat. Bila kita hubungkan fungsi pancasila
dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan maka dapat
kita jabarkan bahwa pancasila adalah pandangan hidup bengsa yang
menjiwai sila-silanya dalam kehidupan sehari-hari. Dan untuk menerapkan
sila-sila pancasila, diperlukan pemikiran yang sungguh-sungguh mengenai
bagaimana nilai-nilai pancasila itu dapat dilaksanankan. Dalam hal ini
tentunya pendidikanlah yang berperan utama.
- C. Filsafat Pendidikan Pancasila Tinjauan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
- Ontologi
Ontologi adalah bagian dari filsafat yang menyelidiki tentang hakikat
yang ada. Menurut Muhammad Noor Syam (1984: 24), sebelum manusia
menyelidiki yang lain, manusia berusaha mengerti hakikat sesuatu.
Pancasila sebagai filsafat, ia mempunyai abstrak umum dan universal.
Yang dimaksud isi yang abstrak disini bukannya pancasila sebagai filsfat
yang secara operasionalkan telah diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari, melainkan sebagai pengertian pokok yang dipergunakan untuk
merumuskan masing-masing sila.
- Sila pertama, Ketuhana Yang Maha Esa
Sila pertama menjiwai sila-sila yang lainnya. Di dalam sistem
pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan nasional adalah
pendidika yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan
pancasila dan UUD 1945. Dengan sila pertama ini kita diharapkan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga merupakan bagian dari sistem
pendidikan nasional. Ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu
untuk menjadikan manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah. Karena itu,
di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat ditanamkan nilai-nilai
keagamaan dan Pancasila.
- Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab
Manusia yang ada dimuka bumi ini mempunyai harkat dan martabat yang
sama, yang diperlikan sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan fitrahnya
sebagai hamba Allah (Darmodiharjo, 1988: 40). Pendidikan tidak
membedakan usia, agama dan tingkat sosial budaya dalam menuntut ilmu.
Setiap manusia memiliki kebebasan dalam menuntut ilmu, mendapat
perlakuan yang sama, kecuali tingkat ketaqwaan seseorang. Pendidikan
yang harus dijiwai Pancasila sehingga akan melahirkan masyarakat yang
susila, bertanggung jawab, adil dan makmur baik spiritual maupun
material.
- Sila ketiga, Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini tidak membatasi golongan dalam belajar. Ini berarti
bahwa semua golongan dapat menerima pendidikan, baik golongan rendah
maupun golongan tinggi, tergantung kemampuannya untuk berpikir.
- Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan atau Perwakilan
Sila keempat inis sering dikaitkan dengan kehidupan demokrasi. Dalam
hal ini, demokrsai sering diartikan sebagai kekuasaan ditangan rakyat.
Bila dilihat dari dunia pendidikan, maka hal ini sangat relevan, karena
menghargai orang lain demi kemajuan. Disamping itu, juga sesuai dengan
UUD 1945 pasal 28 yang menyatakan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat
baik lisan maupun tulisan. Jadi dalam menyusun pendidikan, diperlukan
ide-ide dari orang lain demi kemajuan pendidikan.
- Sila kelima, Keadilan sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam sistem pendidikan nsional, maksud adil dalam arti yang luas
mencakup seluruh aspek pendidikan yang ada. Adil disini adalah adil
dalam melaksanakan penddikan: antara ilmu agama dan umum itu seimbang,
serta pendidikan tidak boleh membeda-bedaka siswa.
- Epistemology
Epistemolgi adalah studi tentang pengetahuan benda-benda,
epistemologi dapat juga berarti bidang filsafat yang menyelidiki sumber,
syarat, proses terjadinya ilmu pengetahuan, dan hakikat ilmu
pengetahuan. Dengan filsafat kita dapat menetukan tujuan-tujuan yang
akan dicapai demi peningkatan ketenangan dan kesejahteraan hidup,
pergaulan dan berwarga Negara. Untuk itu Indonesia telah menemukan
filsafat pancasila.
- Sila pertama, Ketuhana Yang Maha Esa
Pancasila lahir tidak secara mendadak, tetapi melalui proses panjang.
Pancasila digali dari bumi Indonesia yang merupakan dasar Negara,
pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, tujuan dan arah untuk
mencapai cita-cita dan perjanjian luhur rakyat Indonesia (Widjaya, 1985:
176-177). Dengan demikian, pancasila bersumber dari bangsa Indonesia
yang prosesnya melalui perjuangan rakyat. Bila kita hubungkan dengan
Pancasila maka dapat kita ketahui bahwa apakah ilmu itu didapat melalui
rasio atau dating dari Tuhan.
- Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Manusia itu mempunyai potensi yang dapat dikembangkan. Pancasila
adalah ilmu yang diperoleh melalui perjuangan yang sesuai dengan logika.
Dengan mempunyai ilmu moral, diharapkan tidak lagi kekerasan dan
kesewenang-wenangan manusia tehadap yang lain.
- Sila ketiga, Persatuan Indonesia
Proses terbentuknya pengetahuan manusia merupakan hasil dari
kerjasama atau produk hubungan dengan lingkungannya. Potensi dasar
dengan factor kondisi lingkungan yang memadai akan membentuk
pengetahuan.
Dalam hal ini, sebagai contohnya dalah ilmu sosiologi yang
mempelajari hubungan manusia yang satu dengan lainnya (IKIP Malang,
1983: 59). Dalam hubungan antara manusia itu diperlukan suatu landasan
yaitu Pancasila. Dengan demikian, kita terlebih dahulu mengetahui
ciri-ciri suatu masyarakat dan bagaimana terbentuknya masyarakat.
- Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Himat Kebijaksanan dalam Permusyawaratan atau Perwakilan
Manusia diciptaka Allah sebagai pemimpin dimuka bumi ini untuk
memakmurkan umat manusia. Seorang pemimpin mempunyai syarat untuk
memimpin dengan bijaksana. Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan
memang mempunyai peranan sangat besar, tapi tidak menutup kemungkinan
peran keluarga dan masyarakat dalam membentuk manusi Indonesia
seutuhnya. Jadi dalam hal ini diperlukan suatu ilmu keguruan untuk
mencapai guru yang ideal, guru yang kompeten. Setiap manusia bebas
mengeluarkan pendapat dengan melalui lembaga pendidikan. Setiap ada
permasalahan diselesaikan dengan jalan musyawarah.
- Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Ilmu pengetahuan sebagai perbendaharaan dan prestasi individu serta
sebagai karya budaya umta manusia merupakan martabat kepribadian
manusia. Dalam arti luas, adil diatas dimaksudkan seimbang antara ilmu
umum dan ilmu agama. Hal ini didapatkan melalui pendidikan, baik itu
formal maupun non formal. Dalam sistem pendidikan nasional yang intinya
mempunyai tujuan tertentu. Di bidang sosial, dapat dilihat pada suatu
badan yang mengkoordinir dalam hal mengentaskan kemiskinan, dimana
hal-hal ini sesuai dengan butir-butir Pancasila.
- Aksiologi
Aksiologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki nilai-nilai
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar Negara yang memiliki
nial-nilai: Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadila.
- Sila pertama, Ketuhana Yang Maha Esa
Percaya pada Allah merupakan hal yang paling utama dalam ajaran
Islam. Dilihat dari segi pendidikan, sejak dari kanak-kanak sampai
perguruan tinggi, diberikan pelajaran agama dalam hal ini merupakan
subsistem dari sistem pendidikan.
- Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dalam kehidupan umat Islam, setiap muslim yang datang kemasjid untuk
shalat berjamaah berhak berdiri di depan dengan tidak membedakan
keturunan, ras, dan kedudukan: dimata Allah, kecuali ketaqwaan
seseorang. Inilah sebagian kecil contoh nilai-nilai Pancasila yang ada
dalam kehidupan umat Islam.
- Sila ketiga, Persatuan Indonesia
Islam mengajarkan supaya bersatu dalam mencapai tujuan yang
dicita-citakan. Mengajarkan untuk taat pada pemimpin. Di dalam
pendidikan, jika kita ingin berhasil, kita harus berkorban demi
tercapainya tujuan yang didambakan. Yang jelas warga Negara punya
tanggung jawab untuk mempertahankan dan mengsisi kemerdekaan ini.
Bercerai berai kita runtuh, bersatu kita teguh.
- Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan atau Perwakilan
Jauh sebelum Islam datang, di Indonesia sudah ada sikap gotong royong
dan musyawarah. Dengan datangnya Islam, sikap ini lebih diperkuat lagi
dengan keterangan Al-Qur’an. Di dalamnya juga diterangkan bahwa dalam
hasil musyawarah dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan dapat
dipertanggung jawabkan.
- Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Adil berarti seimbang antara hak dan kewajiban. Dalam segi
pendidikan, adil itu seimbang antara ilmu umum dan ilmu agama di mana
ilmu agama adalah subsistem dari sistem pendidikan nasional.
Mengembangkan perbuatan yang luhur, menghormati hak orang lain, suka
member pertolongan, bersikap hemat, suka bekerja, menghargai hasil karya
orang lain dan bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan
keadilan sosial. Dengan berdasarkan butir-butir dari sila kelima ini,
kita dapat mengetahui bahwa nilai-nilai yang ada pada sila kelima ini
telah ada sebelum Islam datang. Nilai-nilai ini sudah menjadi darah
daging dan telah diamalkan di Indonesia. Filsafat Pendidikan Pancasila
adalah tuntutan formal yang fungsional dari kedudukan dan fungsi dasar
Negara Pancasila sebagai Sistem Kenegaraan Republik Indonesia. Kesadaran
memiliki dan mewarisi sistem kenegaraan Pancasila adalah dasar
pengamalan dan pelestariannya, sedangkan jaminan utamanya ialah subjek
manusia Indonesia seutuhnya. Subjek manusia Indonesia seutuhnya ini
terbina melalui sistem pendidikan nasional yang dijiwai oleh filsafat
pendidikan Pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar